Jumat, 15 Maret 2013

cerita tentang percakapan tanpa kata

zhongshan dongyi lu, atau terkenal dengan sebutan the bund, terang dimalam hari. lampu keemasan terpantul pada gedung-gedung tinggi klasik bergaya eropa. sudah dari jam 1 siang saya berjalan sekitar sini sendirian. duduk dengan novel dan earphone didepan oriental tower dan juangpu jiang river, dengar suara jam besar pada gedung dibelakang yang berbunyi mungkin setiap 15 menit sekali, sampai malam tiba dan anginnya sangat jahat, membuat kaki dan tangan saya beku. sekitar 4 derajat saat itu. dingin sekali.

saya pergi ke sebuah kafe bernama nissei land untuk menyelamatkan diri. saya pesan hot milk tea dan duduk disalah satu mejanya sambil menikmati apa yang saya lihat. antara lain gedung-gedung indah dan orang lalu lalang dengan pakaian tebalnya.

seorang laki-laki bermata sipit dengan beer dan iPhone ditangannya mencari tempat duduk. meja didepan saya kosong. pun meja dibelakang saya. tetapi entah mengapa dia menghapiri saya, berbicara dengan sopan dalam bahasa mandarin. ah, dia pikir saya orang sini. lagi-lagi seperti itu. saya bilang saya tidak bisa berbahasa mandarin. dia tersenyum tetapi tidak menjawab apapun. akhirnya dia memberi isyarat untuk ikut duduk dimeja saya. kebetulan kursi didepan saya kosong. saya mempersilahkannya dengan bahasa isyarat juga.

mengetahui dia tidak bisa bahasa inggris, saya diam saja dan melanjutkan kesibukan saya dengan milktea, earphone dan lamunan. sesekali saya mencuri pandang pada pria dihadapan saya ini dibalik gelas milk tea yang besar. matanya sedang tertuju pada saya, dibalik botol beernya.

dan tidak hanya satu kali, mata kita bertemu lagi. dan membuat suasana menjadi canggung. ketika saya tau dia tau bahwa saya melihatnya, langsung saya alihkan pandangan saya. pun dia melakukan hal yang sama. terus seperti itu.

tetapi kita berdua hanya diam.

beberapa menit berlalu dan kita berdua tidak juga berbahasa. malam semakin dingin dan milktea saya sudah habis. saya lihat beernya juga sudah habis. saya tidak tau, apakah dia tau bahwa dikepala saya penuh sekali kalimat yang ingin keluar. saya juga tidak tau, apakah dia merasakan hal yang sama. mungkin tidak. mungkin iya.

lalu dia mengangkat tubuhnya. tubuhnya seolah mengisyaratkan bahwa ia  akan pulang. ia kembali mengucapkan sesuatu dalam bahasa mandarin yang saya tidak mengerti artinya apa.  "saya pulang dulu, sampai jumpa dikemudian hari. senang bertemu tanpa berbicara dengan anda", itulah asumsi saya yang dia katakan. entah benar, entah tidak, yang pasti, inilah yang saya katakan padanya dalam bahasa inggris: "see you again someday, somewhere".

walaupun saya berharap ada lingua franca yang bisa kita berdua gunakan, pada akhirnya kita berdua berbicara dengan bahasa kita masing-masing dan mengartikan semuanya dengan persepsi kita masing-masing juga. saya pikir dia barusan meminta izin untuk pulang, mungkin tidak. saya pikir dia ingin diam disini lebih lama, mungkin tidak. saya pikir dia tau apa yang saya pikirkan. semoga iya.

    zhongshan dong lu, 27 februari 2013 


(sebuah cerita yang saya kutip dari sebuah notes yang selalu saya bawa-bawa ketika bepergian) 


Tidak ada komentar: